Pict by: wall.alphacoder |
“Literature is the art of discovering something extraordinary about ordinary people, and saying with ordinary words something extraordinary.” – Boris Pasternak
Menjadi
mahasiswa sastra tidak selamanya mudah. Apalagi mahasiswa Sastra Prancis. Ada banyak
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan sulit dijawab –kalaupun bisa pasti
akan sulit dijelaskan– di samping anggapan miring orang-orang sekitar mengenai
masa depan. Salah satunya pertanyaan sulit tersebut adalah Qu’est-ce
que la littérature? yang juga menjadi judul karya sastrawan terkenal di
Prancis, yaitu Jean-Paul Sartre. Memangnya apa sih sastra itu?
Sejujurnya –seperti yang dosen saya
katakan ketika di kelas sastra– hingga kini tidak
seorang pun bisa mendefinisikan dengan jelas mengenai arti dan maksud dari kata
sastra. Mungkin orang berpikir, sastra itu ya yang menyangkut
karya dengan bahasa indah. Misalnya, puisi. Dan saya rasa, anggapan ini belum
sepenuhnya benar.
Menurut
A. Teeuw dalam Sastra dan Ilmu Sastra (1984: 22-23), kata sastra mempunyai
banyak sebutan, antara lain literature
(Inggris), Literatur (Jerman), dan littérature (Prancis). Semua kata
tersebut berasal dari bahasa Latin litteratura
yang merupakan terjemahan dari kata Yunani grammatika. Nah, kata litteratura
dan gramatika ini masing-masing terbentuk
dari kata dasar littera dan gramma yang berarti huruf atau tulisan.
Dalam
bahasa Indonesia, kata sastra sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang
berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi. Akhiran –tra dalam bahasa Sanskerta biasanya
menunjukkan alat atau sarana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sastra itu merupakan
alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Contoh
lainnya adalah silpasastra (buku
arsitektur) dan kamasastra (buku
petunjuk mengenai seni bercinta).
Pemakaian
kata sastra atau literature seringkali
mengacu pada segala sesuatu yang tertulis. Padahal, sastra merupakan segala
sesuatu yang tertulis atau tercetak (Wellek dan Werren: 1993). Tidak hanya itu
saja. Sastra juga merupakan hasil kreativitas manusia didasarkan pada luapan
emosi spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik antara aspek
kebahasaan maupun aspek makna (Mukarovsky, E.E. Cummings, dan Sjklovski).
Meski
kerap dianggap sebagai karya tulis, namun sesungguhnya sastra tidak identik
dengan bahasa tulis lho! Kadang, orang-orang suka salah paham karena adanya perbedaan
persepsi yang sering ditemui ketika memahami sebuah tulisan. Potensi makna ganda
di dalam suatu karya tulis dapat dimanfaatkan untuk menciptakan suasana khas
dari sastra. Biasanya, keambiguan ini disebabkan karena tidak adanya hubungan
fisik antara pengarang dan pembaca. Misalnya, kata aku
dalam sebuah puisi, bukan berarti aku
ini menyangkut
tentang diri si pengarang. Keambiguan makna ini lah yang kemudian disebut sebagai
keindahan sastra.
Di
sisi lain, menurut Teori Mimesis yang dikemukakan oleh Aristoteles, penciptaan
suatu karya sastra sama sekali berbeda dengan penulisan sejarah. Namanya juga
sejarah, tentu penulisannya didasarkan pada fakta-fakta. Sejarah juga sering menampilkan
suatu kejadian apa adanya dengan tujuan memberikan informasi kejadian di masa
lalu kepada pembaca.
Sebaliknya,
karya sastra diciptakan untuk memuaskan kebutuhan estetik dan rohani manusia.
Para penyair –seringnya– tidak menulis berdasarkan kenyataan dan tidak
menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa sebagaimana adanya. Sehingga, ruang
lingkup sastra pun menjadi lebih luas karena para para penyair atau pengarang lebih
bebas dan leluasa dalam mengungkapkan beberapa kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan
inilah yang menimbulkan perbedaan penafsiran dari pembaca, tergantung pada
sudut pandang apa mereka gunakan.
Jadi,
apakah itu sastra? Bagi saya, sastra adalah ungkapan emosi manusia yang
diungkapkan melalui tulisan maupun lisan. Setiap karya sastra tentu memunculkan esensi yang berbeda
dari para pembaca, tergantung penafsiran si pembaca itu sendiri. Pun setiap karya sastra juga mempunyai keunikan
tersendiri dan tidak jarang turut menggambarkan isi hati si pengarang.
Post a Comment