Nasi Tempong Mbok Nah |
Beberapa waktu lalu aku sempat galau karena kangen berat sama Banyuwangi. Bahkan postingan terakhir di Instagramku semua lokasinya berada di Banyuwangi. Rasanya pengen banget balik, jalan-jalan lagi di sana sebab belum semua tempat aku sambangi.
Selama ini Banyuwangi memang terkenal dengan tempat wisatanya yang indah-indah dan menawan. Apalagi Kementrian Pariwisata sedang getol mempromosikan daerah yang dikenal dengan julukan Sunrise of Java ini. Ditambah lagi, pemerintah setempat juga sering mengadakan festival-festival. Bahkan di tahun 2018 ini, terhitung ada 100 festival yang bakal diselenggarakan di seantero Banyuwangi. Nggak heran kalo banyak wisatawan berkunjung ke sini.
Selain tempat wisatanya yang eksotis, Banyuwangi juga punya kuliner andalan yang uenak-uenak lho! Selama 2 bulan tinggal di Banyuwangi, aku udah nyobain beberapa kuliner khas sini. Mungkin belum semuanya ya, tapi bisa banget dijadikan referensi kulineranmu ketika lagi di Banyuwangi.
Yang pertama adalah nasi tempong. Gila, ini sih makanan favoritku selama di Banyuwangi! Nasi tempong itu sebenernya adalah hidangan berupa nasi yang dikasih sambal pedas. Nah, sambal ini yang dinamain sambal tempong. Lucu ya, namanya tempong. Kaya apa aja gitu. Hehehe. Katanya sih, 'tempong' itu artinya 'tampar'. Kalo diibaratkan, pas kamu makan sambal tempong itu rasanya kaya ditampar karena saking pedasnya.
Sambal tempong ini emang khas banget! Rasanya juga nano-nano, perpaduan antara tomat ranti, terasi, cabai rawit, dan jeruk sambal. Kalau kamu mengaku penggemar makanan pedas, wajib banget nyobain menu yang satu ini.
Nasi Tempong Mbok Nah |
Nasi tempong ini biasanya disajikan pas lagi hangat, lengkap sama paket lauknya, seperti tempe goreng, perkedel jagung, dan ikan jambal asin. Kalau mau nambah lauk? Bisaaaaa. Ada berbagai pilihan lauk yang bisa kamu coba, misalnya telur dadar, cumi asin, ati ampela, ayam goreng, ikan goreng, pepes, dan iwak peyek. Jangan lupa juga, nasi tempong ini juga ada sayurnya kok! Tapi sayurnya ini dalam bentuk rebusan ya, misalnya kaya labu siam, genjer, bayam, terong, dan daun kemangi. Duh, mantap banget lah pokoknya!
Salah satu warung nasi tempong yang sering aku datengin adalah Warung Nasi Tempong Mbok Nah. Warung ini terkenal banget lho! Apalagi letaknya nggak jauh dari pusat kota, yaitu di Jalan Kolonel Sugiarto No.16 Kertosari. Harganya juga murah banget! Seporsi nasi tempong lengkap sama paket lauk dan sayurnya aja cuma dihargai Rp 6rb doang. Kalo dihitung-hitung sih, rata-rata menu makan di sini emang murahnya kebangetan, yaitu berkisar Rp 6rb-15rb.
Selain nasi tempong, makanan yang paling sering bikin aku kangen adalah tahu walik. Tahu walik itu sebenernya hampir sama kaya tahu bakso, cuma bedanya tahunya dibalik alias diwalik, sehingga bagian kulit tahunya ada di luar. Baru setelah itu, adonan daging bakso ayam disisipin di bagian dalam kulit tahu. Terus digoreng sampe kering.
Tahu Walik |
Di Banyuwangi, tahu walik biasa dimakan sama sambal petis. Sambal petisnya enak bangeet! Rasanya campuran antara pedes, manis, dan juga agak-agak legit gitu. Harganya juga murah banget nget nget, yaitu Rp 5rb aja. Nah, biasanya sih aku beli tahu walik di warung dekat Stasiun Karangasem atau di Jalan HOS Cokroaminoto setelah Indomaret Plus.
Ada lagi nih makanan khas Banyuwangi yang wajib kamu cobain. Namanya Rujak Soto. Lah gimana sih? Rujak atau soto yang bener? Iya, emang bener namanya Rujak Soto karena perpaduan dari dua menu, rujak dan soto. Makanan ini terdiri dari potongan tahu, tempe, kangkung, kecambah, lontong, dan tak lupa ada jeroan sapi yang diulek pake bumbu rujak. Setelah semuanya tercampur, baru disiram sama kuah soto.
Rasanya? Menurutku sih, enak-enak aja meskipun agak aneh karena nggak terbiasa makan kuah berbumbu rujak. Aku nyobain rujak soto itu di Warung Soto Pak Salim. Letaknya ada di Jalan A Yani No.18, Penganjuran atau berada tepat di seberang Roxy Mall Banyuwangi.
Meskipun mayoritas orang Banyuwangi berasal dari Suku Osing, tapi nggak menutup kemungkinan pula terjadinya alkulturasi budaya. Apalagi mengingat letaknya ada di ujung paling timur Pulau Jawa, nggak heran kalau terjadi perpaduan budaya sama masyarakat Bali. Alkulturasi ini nggak cuma soal adat istiadat aja, tetapi juga soal makanan. Salah satu contohnya adalah Ayam Betutu Mbak Timah yang ada di Perum Griya Mulya, Klatak, Kalipuro, Banyuwangi.
Makanan yang aslinya berasal dari Gilimanuk, Bali biasa disajikan dengan bahan dasar bebek. Bedanya, kalau di Banyuwangi bebeknya diganti dengan ayam. Istilah betutu ini merujuk pada hidangan ayam/bebek yang diungkep dengan bumbu dapur seperti jahe, lengkuas, kunyit, kencur, bawang, daun jeruk, dan cabai rawit yang melimpah. Kunci utama pembuatan betutu ya di cabai rawitnya ini. Soalnya semakin banyak cabai, pasti bakalan makin pedas dan enak.
Ayam Betutu Mbak Timah |
Aku sukaaaa banget ayam betutu bikinan Mbak Timah. Pedasnya nagih! Apalagi kalau dimakan pake sambal matah, nikmatnya bisa diungkapkan pakai kata-kata. Pokoknya yang doyan ngemilin cabai, wajib nyobain menu satu ini ya!
Kalo di warung Mbak Timah, kamu bisa pesen ayam dalam bentuk satu ekor, setengah ekor sampai seperempat ekor. Pesan per potong/bagian juga bisa. Cuma harganya lumayan mahal sih. Kalo nggak salah inget, per paket satu ekor ayam betutu lengkap sama sayur, sambal matah, kacang goreng itu dibanderol Rp 120rb. Kalo per potong aku lupa deh, mungkin sekitar Rp 15-20rb per potong. Menurutku wajar aja mahal, soalnya rasanya spesial banget. Bahkan katanya, Pak Bupati Abdullah Azwar Anas juga suka makan di sini lho!
JADI MAKIN KANGEN BANYUWANGI :(
Post a Comment